

PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah merambah ke dalam banyak bidang ilmu pengetahuan,
tidak terkecuali di bidang Teknik atau Engineering.
Mekanisasi dan otomatisasi sangat diprioritaskan dalam aspek-aspek bidang
teknik, terutama teknik mesin. Ini dimaksudkan agar memudahkan dalam mencapai
tingkat praktis, efisien, dan presisius.
Di
bidang teknik mesin, terdapat banyak sistem otomatisasi dan mekanisasi.
Mekanisasi dan otomatisasi merupakan suatu gejala atau fenomena dasar yang
dapat dipelajari melalui teori dan aplikasi teori atau praktikum.
Aplikasi
teori atau praktikum fenomena dasar mesin juga merupakan praktikum pada
semester 5 di Jurusan Teknik Mesin, yang mempelajari berbagai mekanisasi dan
otomatisasi yang meliputi Sistem Pneumatik, Sistem Hidrolik, Pressure Drop dan Heat Exchanger.
Hal
tersebut penting untuk tidak sekedar diketahui, namun harus diaplikasikan. Melalui
sebuah praktikum, maka dapat diketahui, dipelajari, dan dianalisa berbagai
fenomena dasar mesin yang kemudian dapat menjadi suatu dasar atau
pedoman dalam menciptakan suatu desain ataupun produk dengan mengaplikasikan
sistem mekanisasi dan otomatisasi tersebut.
1.2
Perumusan Masalah
Penjelasan secara teoritis serta hasil pengamatan dari praktikum fenomena dasar mesin yang
meliputi sistem Pneumatik, Hidrolik, Pressure
Drop dan Heat Exchanger yang
dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Menengah Universitas Gunadarma.
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah
dalam penyusunan laporan akhir praktikum pengetahuan cara kerja dan sistem ini
adalah sebagai berikut :
1. Percobaan yang dilakukan adalah
menganalisa cara kerja dan sistem dari sistem pneumatik,hidrolik, pressure drop dan heat exchanger.
2. Banyaknya data yang diambil dari praktikum
fenomena mesin dasar.
3. Sistem yang di analisis dalam pengujian
sistem pneumatik, hidrolik, pressure drop dan heat exchanger adalah terapan dari teori thermodinamika.
4. Sistem yang di analisis pada pengujian
pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memberikan energi kinetik atau
energi potensial pada fluida.
5. Sistem yang di analisis pada pengujian sistem
pneumatik dan hidrolik adalah salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah
mesin fluida.
6.
Praktikum Heat exchanger yaitu menganalisa
mekanisme pertukaran kalor dan penurunan suhunya.
7.
Analisa pada Pressure Drop yaitu pada aliran yang
terjadi dipipa dan juga penurunan tekanannya.
1.4 Tujuan Penelitian
Secara
garis besar tujuan diadakannya Praktikum Fenomena Dasar Mesin, antara lain
1. Dapat mengaplikasikan teori yang
mempelajari tentang fenomena dasar mesin, khususnya Sistem Pneumatik, Hidrolik, Pressure Drop dan Heat Exchanger.
2. Dapat mengetahui dan menganalisa rangkaian
dan sistem kerja dari Sistem Pneumatik dan Hidrolik
3. Mengetahui pengaruh nilai koefisien gesek pada nilai kerugian jatuh
tekan (Pressure Drop) berdasarkan Re tertentu.
4. Mengetahui nilai koefisien konveksi masing-masing fluida pada
percobaan Heat Exchanger.
1.5 Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan akhir praktikum fenomena
mesin dasar ini metode penulisannya dilakukan dengan pengujian (penelitian) dan
dilanjutkan dengan menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian.
Adapun metode penelitian yang digunakan pada laporan akhir praktikum fenomena
mesin dasar, yaitu :
1. Studi Pustaka
Data-data dan landasan teori terdapat dari modul dan buku-buku pengetahuan
dalam perkuliahan yang didapat dari perpustakaan Universitas Gunadarma.
2. Pengambilan data dilakukan pada saat
berlangsungnya praktikum dengan bahan dan alat yang telah disediakan dalam
Laboratorium Fenomena Mesin Dasar.
3.
Gabungan
Dari studi pustaka dan studi lapangan memudahkan para praktikum fenomena
mesin dasar. Dari studi pustaka para praktikum mendapatkan materi dan didalam
studi lapangan melanjutkan materi yang diperoleh dalam perkuliahan.
1.6
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan
pemahaman,penyusun membagi penulisan menjadi 4 bab dan diperjelas dengan
sub-sub bab. Adapun sistematika penulisan laporan akhir ini adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan hal-hal yang melatarbelakangi pentingnya
mempelajari ilmu pengetahuan serta modul sistem pneumatik,
hidrolik, pressure drop dan heat exchanger. masalah dan pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode serta
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN
TEORI
Bab ini menggunakan studi literatur dari modul sistem pneumatik,hidrolik, pressure drop dan heat exchanger.
BAB III PENUTUP
Penulis
menyertakan bab ini untuk mengemukakan kesimpulan dari hasil analisis yang
dilakukan terhadap data yang diperoleh setiap pengujian serta
memberikan saran-saran dikiranya dapat berguna bagi praktikum
fenomena mesin dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
Membicarakan sistem hidrolik berarti membicarakan teknologi yang
berhubungan dengan penggunaan dan karakteristik/sifat-sifat cairan(liquid). Zat
cair ini digunakan untuk melakukan gerakan segaris maupun berputar. Dengan
ditemukannya hukum Pascal yang meng-hypotesa-kanbahwa tekanan yang
diterima seluruh permukaan akibat cairan adalah sama, maka pemanfaatan cairan
akan semakin beragam. Cairan bisa berfungsi sebagai penerus tenaga (transmitting
power), melipatgandakan tenaga (multiplying force) juga
bisa berfungsi untuk merubah gerakan(modifying motion). Sehingga
pada jaman industri modern ini penggunaan sistem dan alat-alat hidrolik sudah
semakin luas jangkauannya.
Beberapa keuntungan
menggunakan tenaga hidrolik adalah:
1. Memindahkan tenaga yang besar dengan
menggunakan komponen yang relatif kecil
2. Pengontrolan dan pengaturan lebih mudah
3. Mudah dipindahkan dalam arah
kebalikan(Reversible)
4. Melumasi dan merawat sendiri (self
lubricating) sehingga usia pakai lebih panjang
5. Rancangan yang sederhana (lingkages yang
rumit digantikan oleh sedikit komponen-komponen pre-engineered)
6. Fleksibilitas (komponen-komponen hidrolik
bisa dipasang pada kendaraan hanya dengan mengalami sedikit sekali masalah)
7. Kehalusan (sistem hidrolik beroperasi dengan
halus dan tidak bising dan menimbulkan sedikit sekali getaran)
8. Kontrol (operator melakukan kontrol relatif
sedikit atas berbagai macam kecepatan dan gaya)
9. Sedikit gaya yang hilang (gaya hidrolik bisa
digandakan besar sekali dan disalurkan sepanjang badan kendaraan dengan sedikit
gaya yang hilang)
10. Perlindungan atas beban berlebih (sistem hidrolik dilindungi terhadap
kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan beban (overload damage) dengan
katup-katup yang bekerja secara otomatis)
11. Beberapa kelemahan yang ada pada sistem hidrolik, adalah:
12. Rawan terhadap kecelakaan akibat tekanan tinggi dari fluida (high
pressure liquid)
13. Kebocoran kecil bisa berakibat fatal baik pada pemindahan tenaga maupun
penyebab kecelakaan
14. Sistem hidrolik memerlukan bagian dengan tingkat presisi tinggi.
15. Membutuhkan perawatan yang intensif sehubungan dengan iklim atau cuaca
supaya tidak mudah terkena karat, kotoran dan pencemaran oli.
Salah satu bentuk
pemindahan energi (transfer of energy)dengan menggunakan sistem hidrolik secara
skematis adalah sebagai berikut:
Pada sebuah piston
dalam sebuah bejana yang memiliki luas permukaan sentuh ke cairan sebesar A
m2 diberi gaya sebesar F Newton (N) maka cairan diseluruh bejana akan
memberikan tekanan yang sama pada seluruh permukaan bejana sebesar P Newton/m2.
Secara sederhana dapat dirumuskan
F dalam Newton (N)
A dalam m2
P dalam N/m2 (
Bar )
Keadaan fluida yang tidak bisa dimampatkan tersebut banyak digunakan
untuk memindahkan energi maupun mengontrol sistem yang lebih besar.
Sistem pneumatis mempunyai prinsip yang mirip dengan sistem hirolik.
Sistem ini menggunakan udara yang dimampatkan untuk mengontrol pemindahan
energi.
B. NAMA, FUNGSI DAN CARA KERJA HIDROLIK
Didalam sistem hidrolik komponen-komponen akan tersusun dalam suatu
rangkaian yang memungkinkan terjadinya pemindahan energi dengan media hidrolik.
Dalam sebuah sistem hidrolis dibuutuhkan beberapa komponen pendukung,
yaitu:
1. Pembangkit tekanan hidrolis
Pembangkit tekanan hidrolis ini akan mengubah energi mekanis manjadi
tekanan. Komponen yang digunakan biasanya adalah pompa tekanan. Pompa ini akan
menaikkan tekanan hidrolis sampai batas yang dibutuhkan oleh sebuah system.
Energi mekanis bisa didapatkan dari engine, motor listrik, maupun tenaga
manusia. Kemampuan untuk membangkitkan tekanan ini tergantung pula dari
seberapa besar energi yang bisa dihasilkan oleh penggerak pompa.
2. Penyalur tekanan hidrolis
Secara umum, pipa elastis yang digunakan nuntuk menyalurkan tekanan
hidrolis ini. Hal ini dikarenakan pipa elastis mudah untuk dilbengkokkan dan
mempunyai kemampuan menahan tekanan yang baik. Apabila menggunakan pipa pejal,
maka akan lebih sulit untuk dibentuk.
3. Pengubah tekanan hidrolis menjadi energi
mekanis
Komponen ini bisa disebut juga dengan aktuator. Bentuk aktuator
bermacam-macam disesuaikan dengan kebutuhan. Dari tekanan hidrolis yang
dibangkitkan oleh pompa hidrolis, bisa diubah dalam bentuk gerakan rotasi
(putar) maupun gerakan translasi (maju-mundur). Untuk mengubah menjadi gerakan
rotasi dibutuhkan torque converter. Sedangkan untuk mengubah tekanan hidrolis
menjadi gerakan traslasii dibutuhkan silinder hidrolis. Silinder hidrolis ini
bisa menggunakan single action maupun double action.
C. Prinsip kerja pompa fluida
Kunci dari pada system hydraulic adalah pompa
yang dapat mengubah dari energi mekanik menjadi energi hidraulik. Energi
mekanik diperoleh melaluii tenaga manusia, elektrik motor ataupun engine.
Pada dasarnya pompa hidrolis
akan bekerja untuk menaikan tekanan cairan hidrolis. Tinggi rendahnya tekanan
yang dihasilkan tergantung dari beberapa hal, antara lain kekuatan pompa,
kekuatan rangkaian, kekuatan penggerak pompa dan beban yang ditanggung.
D. Jenis-jenis pompa
Didalam sistem hidrolis ini, ada beberapa jenis pompa yang sering
digunakan. Perbedaan penggunaan pompa ini tergantung dari konstruksi dan cara
kerja sistem hidrolis tersebut. Beberapa jenis pompa yang sering digunakan
adalah:
Pompa yang diperoleh melalui tenaga tangan dengan maksud emergensi untuk
me-backup pompa utama dan untuk ground check dari system hydraulics. Dua
langkahdari hand pump menghasilkan tekanan dan aliran cairan setiap langkah dan
banyak dipakai pada pesawat terbang. Type ini terdiri dari silinder yang
mempunyai check valve, batang piston, handle yang mempunyai check valve untuk
lubang masuk cairan.
Cara kerja :
Handle ke kanan : Pada saat handle ke kanan maka piston rod juga ke
kanan sehingga inlet check valve terbuka karena kevacuman saat gerakan piston
ke kanan. Hal ini akan membawa cairan menuju ke chamber kiri, pada waktu yang
sama inner check valve tertutup. Pada saat piston bergerak ke kanan cairan yang
ada pada chamber kanan ditekan menuju system.
Gambar 4. Hand Operated Hydroulic Pump
Handle ke kiri : Pada saat handle ke kiri maka piston rod juga ke kiri
sehingga inlet check valve tertutup karena karena tekanan saat gerakan piston
ke kiri untuk menghindari cairan mengalir balik ke reservoir, pada waktu
yang sama cairan mengalir dari saluran masuk (inlet port) ke chamber kanan.
Cairan di dalam system : Aliran selalu ada pada setiap 2 (dua) gerakan
handle ke kiri dan ke kanan akibat perbedaan tekanan antara chamber kiri dan
kanan. Piston rod mempunyai peranan penting saat bergerak ke kiri untuk menekan
cairan pada camber kiri menuju ke system.
F. Power Driven
Hydraulics Pump
Power driven pump mendapat tenaga penggeraknya dari luar misalnya,
engine atau yang lainnya. Tenaga mekanik ini dikonversi menjadi tenaga
hydraulic yang menghasilkan tekanan pada system. Empat bagian penting dari
power driven pump adalah gear, vane, diaphragm dan piston. Type piston
dikategorikan 2 yaitu constant delivery dan variable delivery. Antara pompa
dengan penggerak duhubungkan melalui drive coupling.
Pada bagian poros drive coupling (Shear Section) dikecilkan diameternya
agar terbatas kekuatan tegangan gesernya untuk pekerjaan maksimumnya. Pada saat
terjadi problem pada pompa yang yang macet karena kerusakan valve atau komponen
lainnnya maka shear section ini akan patah sehingga kerusakan pompa dan
penggerak lebih lanjut dapat dihindari.
Gambar 5. Drive Coupling
G. Constant Delivery Pump
Constant delivery pump menghasilkan masa cairan tertentu pada setiap
putaran driven coupling tidak tergantung pada tekanan yang dibutuhkan.
Kuantitas masa setiap menit tergantung dari putaran penggeraknya dalam setiap
menit (RPM). Pada system diperlukan tekanan yang konstan sehingga pada pompa
dilengkapi pula pressure regulator. Type constant delivery pump ada 2 yaitu
angular dan cam.
H. Angular Piston Type
KontruksiAngular Type seperti pada gambar dibawah terdiri dari: bagian
yang berputar (Coupling shaft, universal link, connecting rod, piston dan
cylinder block).
Bagian yang diam (valve plate, pump case housing)
Dinding silinder ditempatkan parallel dan mengelilingi poros
pompa, untuk alas an inilah pistonnya disebut sebagai axial pump. Seal tidak
diperlukan untuk membatasi kebocoran antara piston dan bore, tetapi
mengandalkan kepresisian ukuran antara piston dengan bore. Clearance hanya
diperlukan untuk pelumasan oleh cairan dan pemuaian piston maupun bore.
Pada saat drive coupling menyalurkan tenaga putar dari penggerak maka
piston berputar searah dengan silindernya karena dihubungkan oleh universal
line (Silinder) dan connecting road (Piston). Sudut (angular) antara poros
drive coupling dengan poros pompa mengakibatkan piston bergerak axial terhadap
bore selama penggerak memutar pompa melalui drive coupling.
Gambar 6. Angular Type Pump
Cara kerja :
Piston meninggalkan valve plat: Selama putaran setengah pertama dari
pompa, silinder diletakkan pada inlet port pada valve plate. Pada saat itu
gerakan piston meninggalkan valve plate dan menghisap cairan ke dalam silinder
dari inlet port.
Piston Menuju valve plat:Selama putaran setengah kedua dari pompa,
silinder diletakkan pada outlet port pada valve plate. Pada saat itu gerakan
piston menuju valve plate dan menekan cairan di dalam silinder untuk keluar
melalui outlet port.
Pada saat pompa bekerja terjadi overlap pada ruang inlet dan outlet yang
menghasilkan tekanan yang halus dan rata karena tidak terjadi hentakan tekanan
( Nonpulsating pressure ) pada output pompa.
Stroke Reduction Principle: Panjang langkah efektif dari piston dapat
diatur dengan mengubah sudut antara poros drive coupling dan poros pompa
seperti terlihat pada gambar dibawah. Dengan menvariasikan langkah piston
akan menvariasikan pula banyaknya masa cairan yang mengalir setiap langkah.
Perubahan sudut cylinder block dilalukan oleh sebuah yoke yang berputar pada
sebuah pivot pin yang disebut pintle. Perubahan sudut ini secara otomatis
dilakukan oleh compensator assembly yang tersusun dari control valve, pressure
control piston dan mechanical linkage yang duhubungkan ke yoke.
Pada saat tekanan output pompa naik, maka pivot valve terbuka untuk
mengalirkan tekanan cairan menuju pressure control piston yang bergerak menekan
pegas dan melalui mechanical linkage memutar yoke menuju arah zero flow (zero
angle). Kebalikan dari itu bila tekanan terlalu turun maka piston dikembalikan
gerakannya oleh piston menuju arah semula sehingga yoke memutar pada posisi kea
rah sudut full flow (full flow angle)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata hidrolik berasal dari bahasa Inggris hydraulic yang berarti cairan
atau minyak. Prinsip dari peralatan hidrolik memanfaatkan konsep tekanan, yaitu
tekanan yang diberikan pada salah satu silinder akan diteruskan ke silinder
yang lain., sesuai dengan hukum Pascal.
Sistem hidrolik banyak memiliki keuntungan. Sebagai sumber kekuatan
untuk banyak variasi pengoperasian. Keuntungan sistem hidrolik antara lain:
a) Ringan
b) Mudah dalam
pemasangan
c) Sedikit perawatan
d) Sistem hidrolik
hampir 100 % efisien, bukan berarti mengabaikan terjadinya gesekan fluida.
e) Tenaga yang
dihasilkan sistem hidrolik besar sehingga banyak diaplikasikan pada alat berat
seperti crane, kerek hidrolik dll.
f) Oli juga bersifat
sebagai pelumas sehingga tingkat kebocoran lebih jarang dibandingkan dengan
sistem pneumatik.
g) Tidak berisik.
B. SARAN
Saran yang penulis dapat sampaikan yaitu selaku pembaca sebaiknya
mempelajari lebih jauh lagi tentang sistem hidrolik ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Modul Pneumatik, Lab. Teknik Mesin
Menengah Universitas Gunadarma.
[2] Modul Hidrolik, Lab. Teknik Mesin Menengah
Universitas Gunadarma.
[3] http://myekablog.blogspot.com/2016/02/makalah-sistem-hidrolik-dan-pneumatik.html